May 6, 2020
Comments Off

Konsep Konstruksi Arsitektur Amfibi untuk Wilayah Rawan Banjir

Post by :

Category: Perumahan Ramah Lingkungan


Di musim penghujan seperti sekarang ini, banyak wilayah yang mengalami banjir tak terkecuali di Indonesia. Di Kalimantan Tengah yang memang banyak pemukiman di daerah perkotaan di dirikan di tepian sungai atau biasa disebut lahan basah. Saat musim penghujan, banjir juga menghampiri pemukiman warga yang didirikan disana.

konstruksi rumah amfibi

Alternatif Meninggikan Rumah Panggung Tidak Menyelesaikan Masalah

Banjir pada bantaran sungai atau wilayah tertentu memang tidak bisa terhindarkan karena alasan tertentu. Maka dari itu berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Rumah panggung bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi banjir yang sering terjadi di beberapa waktu tertentu.

Membuat rumah panggung yang lebih tinggi dianggap bisa menjadi alternative penangulangan banjir agar tidak masuk ke dalam bangunan utama, namun karena keberadaan kayu kini sudah sulit dicari maka mengakibatkan bangunan utama jadi tergenang air.Selain itu dilihat dari segi pembiayaan. Menambah tinggi rumah kayu membutuhkan biaya yang jauh lebih besar.

Mulai Bersahabat dengan Air Melalui Arsitektur Berkonsep Amfibi

Lahan yang sudah basah seperti bantaran sungai memang memiliki banyak masalah salah satunya banjir. Dalam kondisi terendam banjir akan memiliki resiko bahaya lebih tinggi bagi pemilik rumah karena memang sebenarnya lokasi bantaran sungai tidak untuk dihuni warga sekitar atau didirikan pemukiman, namun karena tidak ada pilihan lain, mau tidak mau hal tersebut dilakukan.

Pemukiman di bantaran sungai atau lahan basar harus didirikan dengan konsep bersahabat dengan air. Pemilihan arsitektur di kawasan ini juga harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Salah satu konsep arsitektur yang bisa dibangun di lahan basar adalah menerapkan arsitektur amfibi.

Apabila menerapkan konsep amfibi ini maka banjir bukan lagi momok yang perlu ditakutkan karena bangunan bisa mengapung sehingga tidak mungkin terendam oleh air banjir. Pada saat banjir datang, memang wilayah yang ada di sekitar bangunan akan terendam air, namun rumah yang menerapkan konstruksi apung ini akan aman dari ancaman.

Didukung oleh 2 sampai 4 tiang yang berfungsi mengangkat bangunan agar bisa mengapung. Tiang yang terpasang pada rumah memiliki fungsi agar rumah tetap berada di lokasi yang sama dan tidak terseret arus. Konsep arsitektur rumah amfibi ini tidak hanya bisa diterapkan di kawasan lahan basah, namun juga di wilayah kering sebagai cara antisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi bencana banjir.

Konsep rumah amfibi tidak hanya bisa diterapkan pada bangunan rumah namun juga fasilitas lainnya seperti rumah sakit, bahkan yang lebih keren septictank juga bisa dikonsep dengan cara amfibi sehingga disaat banjir datang bisa mengapung. Konsep amfibi ini memang benar-benar membantu pada saat posisi hujan deras dan akan turun banjir. Pemilik bangunan tidak perlu takut lagi akan mengalami musibah yang menghabiskan banyak uang karena ada konsep ini.

Arsitektur amfibi juga mampu menampung air yang turun dari atap bangunan dan dialirkan menuju tendon-tandon yang sudah disiapkan. Selain itu pemanfaatan bahan-bahan yang ringan dan ramah lingkungan digunakan untuk mengumpulkan air bersih saat musim penghujan tiba. Konsep ini tidak hanya bisa menyelamatkan bangunan dan isinya namun juga memberikan alternative untuk menampung air hujan untuk kebutuhan air bersir.

konstruksi arsitektur amfibi

Bahan Material yang Bisa Digunakan Untuk Rumah Apung

Membuat rumah mengapung saat musim hujan tiba memang menjadi karakter utama konsep rumah amfibi. Terdapat 8 bahan apung yang bisa digunakan untuk membuat arsitektur amfibi yakni.

  1. Gabus putih atau biasa disebut dengan Styrofoam (EPS/ expandable polystyrene)
  2. Batang kayu utuh berdiameter 50 cm (bahan ini sulit dicari)
  3. Drum plastic
  4. Bamboo
  5. Galon air mineral atau botol plastic
  6. Pipa PVC
  7. Plat baja bentuk silinder tabung atau balok
  8. Plat beton kedap air dan memiliki rongga (teknologi terbaru)

Dari beberapa material yang sudah disebutkan, drum plastic menjadi pilihan yang paling tepat untuk menerapkan konsep arsitektur amfibi ini. Selain itu harganya juga lebih murah apalagi yang bekas jika dibanding dengan kayu atau bahan lainnya. Drum plastic juga biasa digunakan untuk rumah amfibi untuk mempercantik tempat wisata seperti gazebo apung, restoran apung yang di buat di atas danau buatan.

Comments are closed